Selasa, 23 September 2014

Peta hajji

DENAH HAJJI DI MAKKAH









Thoharoh bersuci

KITAB THAHARAH
Oleh. H.Mohammad Fauzi,SH


يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (المائدة: 6)
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melaksanakan sholat, basuhlah (cucilah mukamu, tanganmu sampai ke siku, usaplah kepalamu dan cucilah kakimu samapi kedua mata kaki. Dan jika kamu berjunub maka bersuci (mandi)lah. Dan jika kamu sakit atau bepergian atau salah seorang diantara kamu sentuh (buang air) atau kamu sentuh wanita (setubuh), dan tidak kamu dapati air maka bertayammumlah kamu dengan debu yang bersih maka usaplah mukamu dan tanganmu dengan debu itu”. “Tuhan Allah tidak menginginkan kesempitan kepadamu, tetapi hendak mensucikan kamu dan menyempurnakan ni’matnya kepadamu, supaya kamu bersyukur”. ( Qur’an surat Maidah ayat 6).
1.     اِذَا تَوَضَأْتَ فَقُلْ: بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحيْم ()مُخْلِصًا نِيَّتَكَ لِلّهِ.()
Apabila kamu hendak berwudhu,maka bacalah: Bismillahirrohmanirrohim (1)dengan mengikhlaskan niatnya karena Tuhan Allah (2)Dasar:
·       لِخَبَرِ النَّسَائِى بِاسْنَادٍ جَيِّدٍ: تَوَضَّؤُا بِاسْمِ اللهِ. قَالَ الحَافِظُ ابْنُ حَجَرٍ فِى تَخْرِيْجِ اَحَادِيْثِ الاَذْكَارِ: هَذَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ. قَالَ النَّوَوِىُّ بَعْدَ اِيْرَادِ الحَدِيْثِ عَنْ اَنَسٍ بِطُولِهِ: وَاِسْنَادُهُ جَيِّدٌ. وَلِحَدِيْثِ: كُلُّ اَمْرٍ ذِىْ بَالٍ لاَيُبْدَا فِيْهِ بِيْسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَقْطَعُ. رَوَاهُ عَبْدُ القَادِرِ الرُّهَاوِى عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ.
Karena hadits dan Nasai dengan sanad yang baik : “Wudlu-lah kamu dengan membaca “Bismillah!”. Ibnu Hadjar menyatakan dalam kitab “Takhrij Ahaditsil-Adzkar”, bahwa hadits ini hasan shahih, Imam Nawawi setelah membawakan hadits dari Anas seluruhnya, menyatakan bahwa hadits itu sanadnya baik. Dan menurut hadits: “segala perkara yang berguna, yang tidak di mulai dengan Bismillahirrahmanirrohim itu tidak sempurna.”(Diriwayatkan oleh Abdul-Kadir Arruhawi dari Abu Hurairah )
·       لِحَدِيْثِ: اِنَّمَا الاَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ. لِحَدِيْثِ حُمْرَانَ: اِنَّ عُثْمَانَ دَعَا بِوَضُوءٍ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ وَاسْتَنْثَرَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ ثُمَّ مَسَحَ بَرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ اليُمْنَى اِلَى الكَعْبَيْنِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ  ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ. ثُمَّ قَالَ: رَأَيْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّىاللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِى هَذَا. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ. لِحَدِيْثِ: لَولاَ اَنْ اَشُقَّ عَلَى اُمَّتِى لَاَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ وُضُوءٍ. اَخْرَجَهُ مَالِكٌ وَاَحْمَدُ وَالنَّسَائِى وَصَحَّهُ وَ لِحَدِيْثٍ رَوَاهُ البُخَارِىُّ فِى تَارِيْخِهِ وَالطَّبَرَانِىُّ عَنْ اَبِى خَيْرَةَ الصُّبَاحِىِّ رَضِىَاللهُ عَنْهُ: كُنْتُ فِى وَفْدِ عَبْدِ القَيْسِ الَّذِيْنَ وَفَدُوا عَلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاَمَرَ لَنَا بِاَرَاكٍ فَقَالَ: امْتَاكُوا بِهَذَا  لِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ آنِفًا, وَلِحَدِيْثِ عَلِىٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ فِى صِفَةِ الوُضُوءِ: ثُمَّ تَمَضْمَضَ وَسْتَنْثَرَ ثَلاَثًا. اَخْرَجَهُ اَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِى.
Karena hadits: “sesuangguhnya pekerjaan itu disertai dengan niyatnya. ”Karena hadits dari Humran: “Sungguh ‘Utsman telah minta air wudlu, maka dicucinya kedua telapak tanganya tiga kali, lalu berkumur dan mengisap air dan menyemburkan, kemudian membasuhnya tiga kali, lalu membasuh tangannya yang kanan sampai sikunya tiga kali dan yang kiri seperti demikian itu pula, kemudian mengusap kepalanya lalau membasuh kakinya yang kanan sampai kepada dua mata–kaki tiga kali dan yang kiri seperti itu pula. Lalu berkata : ”Aku melihat Rasulullah s.a.w. wudlu eperti wudlu ini. ”(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim). Karena hadits: ” Kalau aku tidak khawatir akan menyusahkan ummatku, niscaya aku perintahkan kepada mereka bersiwak (menggosok gigi) pada tiap wudlu”. (Diriwayatkan oleh Malik, ahmad dan Nasai serta dishahkannya). Dan karena hadits yang diriwayatkan oleh bukhari dalam tarikhnya dan Thabrani dari Abu Khairah Shubahi r.a.” Dahulu saya termasuk utusan Abdul Qais yang menghadap Rasulullah, maka rasulullah menyuruh mengambilkan kayu Arok, lalu bersabda:” bersiwaklah dengan ini”. Karena hadits Humran tersebut nomor 3. dan menurut hadits dari ‘Ali r.a dalam sifatnya wudlu:” kemudian berkumur dan menyemburkannya tiga kali”. (diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasai).

2.      وَاغْسِلْ كَفَّيْكَ ثّلاَ ثًا ()
dan basuhlah telapak tanganmu tiga kali dasar:
لِحَدِيْثِ لَقِيْطِ بْنِ صَبُرَةَ: اَسْبِغِ الوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الاَصَابِعِ وَبَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ اِلاَّ اَنْ تَكُونَ صَائِمًا. اَخْرَجَهُ الاَرْبَعَةَ وَصَحَّهُ اَبُو هُزَيْمَةَ.
Karena hadits Laqith bin Shaburah: "Sempurnakanlah wudlu, sela‑selailah di antara  jari‑jari dan sempurnakanlah dalam mengisap air, kecuali kamu sedang berpuasa.”, (Diriwayatkan oleh Imam Empat: Abu Dawud, Nasai, Tirmidzi dan Ibnu Majah) dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

3.      وَاسْتَنَّ باِلاَرَاكِ اَوْ نَحْوِهِ ()
gosoklah gigimu dengan Kayu arok atau sesamanya dasar:
وَفِى رِوَايَةِ الدَّوْلاَبِى صَحَّحَ ابْنُ القَطَّانِ اِسْنَادَهَا: اِذَا تَوَضَّأْتَ فَاَبْلِغْ فِى المَضْمَضَةِ وَ الاِسْتِنْشَاقِ مَالَمْ تَكُنْ صَائِمًا () لِلأَيَةِ المّذْكُورَةِ فِى المُقَدِّمَةِ (فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ) وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى-3-(ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ).
Dan dalam riwayat Daulabi, yang dishahihkan oleh Ibnu Qaththan dalam isnad‑nya: "A­pabila kamu wudlu, maka sem­purnakanlah dalam berkumur dan mengisap air, kecuali kalau kamu berpuasa.” Karena ayat yang tersebut dalam pendahuluan: basuhlah (cucilah) mukamu: dan hadits Humran tersebut no.3. Kemudian membasuh mukanya tiga kali.

4.      ثُمَّ تَمضْمَضْ وَاسْتَنْشِقْ مِنْ كَفٍّ وَاحِدٍ وَاسْتَنْثِرْ تَفْعَلُ ذَالِكَ ثَلاَثًا
kemudian berkumurlah dan isaplah air dari telapak tangan sebelah dan berkumurlah; kamu kerjakan yang demikian 3 kali  dasar:
وَلِحَدِيْثِ عَبْدِاللهِ بْنِ زَيْدٍ فِى صِفَةِ الوُضُوءِ, ثُمَّ اَدْخَلَ يَدَهُ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفٍّ وَاحِدٍ يَفْعَلُ ذَالِكَ ثَلاَثًا. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِحَدِيْثِ اَبِى هُرَيْرَةَ: اَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المَضْمَضةِ وَالاِسْتِنْشَاقِ. رَوَاهُ الدَّارُ قُطْنِىِّ.
Dan karean hadits dari Abdullah bin Zaid dalam sifatnya wudlu:"Kemudian memasukkan tangannya, maka berkumur dan mengisap air dari telapak tangan sebelah:beliau mengerjakan demikian tiga kali"(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).Dan menurut hadits Abu Hurairah:"Rasulullah memerintahkan berkumur dan mengisap air"(Diriwayatkan oleh Daraquthni).

5.      وَبَالِغْ فِيْهِمَا مَالَمْ تَكُنْ صَائِمًا
sempurnakanlah dalam berkumur dan mengisap air itu, apabila kamu sedang tidak berpuasa dasar:
وَفِى رِوَايَةِ الدَّوْلاَبِى صَحَّحَ ابْنُ القَطَّانِ اِسْنَادَهَا: اِذَا تَوَضَّأْتَ فَاَبْلِغْ فِى المَضْمَضَةِ وَ الاِسْتِنْشَاقِ مَالَمْ تَكُنْ صَائِمًا () لِلأَيَةِ المّذْكُورَةِ فِى المُقَدِّمَةِ (فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ) وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى-3-(ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ).
Dan dalam riwayat Daulabi, yang dishahihkan oleh Ibnu Qaththan dalam isnad‑nya: "A­pabila kamu wudlu, maka sem­purnakanlah dalam berkumur dan mengisap air, kecuali kalau kamu berpuasa.” Karena ayat yang tersebut dalam pendahuluan: basuhlah (cucilah) mukamu: dan hadits Humran tersebut no.3. Kemudian membasuh mukanya tiga kali.

6.      ثُمَّ اغْسِلْ وَجْهَكَ ثَلاَثًا  ()بِمَسِّ المَاءَقَيْنِ ()
kemudian basuhlah mukamu tiga kali()dengan mengusap dua sudut matamu () Dasar:
وَلِحَدِيْثِ اَبُو دَاوُدَ بِاِسْنَادٍ جَيِّدٍ عَنْ اَبِى اُمَامَةَ: كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ المَاقَيْنِ فِى الوُضُوءِ
Menurut hadits Abu Dawud dengan isnad yang baik, dari Abi Umamah: "Rasulullah s.a.w. mengusap dua sudut mata dalam wudlu".

7.      وَاِطَالَةِ غَسْلِهِ () مَعَ الدّلْكِ ()
Dan lebihkanlah membasuhnya () dengan digosok () dasar:
لِحَدِيْثِ  عَبْدِاللهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ اَنَّ  النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَجَعَلَ يَقُولُ هَكَذَا, يَدْلُكُ. رَوَاهُ اَحْمَدُ. لِحَدِيْثِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ اَنَّ  النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَلَّلُ لْحِيَتَهُ فِى الوُضُوءِ. اَخْرَجَهُ التِّرْمِذِى وَصَحَّحَهُ خُزَيْمَةَ وَالدَّارُ قُطْنِى وَالحَاكِمُ.
 Karena hadits Abdullah bin Zaid bin 'Ashim, bahwa Rasulullah s.a.w. wudlu, maka beliau mengerjakan demikian, yakni “menggosok". (Diriwayatkan oleh Ahmad). Karena, hadits 'Utsman bin 'Affan, bahwa Rasulullah s.a.w. mensela‑selai janggutnya dalam wudlu. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Daraquthni dan Hakim).
  لِمَا ثَبَتَ مِنْ حَدِيْثِ اَبِى هُرَيْرَةَ عِنْدَ مُسْلِمٍ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اَنْتُمُ الغُرُّ المُحَجَّلُونَ يَومَ القِيَامَةِ مِنْ اِسْبَاغِ الوُضُوءِ فَمَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ فَاليُطِلْغُرَّتَهُ وَتَحْجِيْلَهُ.
Menurut hadits Abu Hurairah pada riwayat Muslim, bahwa Ra­sulullah s.a.w. bersabda: "Kamu sekalian bersinar: muka, kaki dan tanganmu di hari kernudian. Sebab menyempurnakan wudlu, maka siapa yang mampu diantaramu supaya melebihkan sinarnya.”
8.      وَتَخَلَّلْ لْحِيَتَكَ ()
dan selai-selailah jenggotmu (); dasar:
لِحَدِيْثِ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ اَنَّ  النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَلَّلُ لْحِيَتَهُ فِى الوُضُوءِ. اَخْرَجَهُ التِّرْمِذِى وَصَحَّحَهُ خُزَيْمَةَ وَالدَّارُ قُطْنِى وَالحَاكِمُ.
Karena, hadits 'Utsman bin 'Affan, bahwa Rasulullah s.a.w. mensela‑selai janggutnya dalam wudlu. (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, Daraquthni dan Hakim).

9.      ثُمَّ اغْسِلْ يَدَيْكَ مَعَ المِرْفَقَيْنِ بِالدَّلْكِ ثَلاَثًا ()
kemudian basuhlah (kedua) tanganmu dan kedua sikumu dengan digosok tiga kali dasar:
لِلآيَةِ السَّابِقَةِ (وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى المَرَافِقِ), وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى (ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ). وَلِحَدِيْثِ عَبْدِالله بْنِ زَيْدِبْنِ عَاصِمٍ آنِفًا. وَحَدِيْثِهِ اَيْضًا قَالَ: اِنَّ  النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُتِىَ بِثُلُثَى مَدٍّ فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَيْهِ اَخْرَجَهُ اَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ.
Karena ayat dalam pendahuluan: Dan tanganmu sampai ke siku. Dan hadits Humran himpunan putusan majlis tarjih (Lalu membasub tangannya yang kanan sampai sikunya, tiga kali, dan yang kiri seperti itu pula.) Dan karena, hadits dari Abdullah bin Zaid bin 'Ashim tersebut no. 10 dan haditsnya ju­ga bahwa Nabi s.a.w. diberi air dua pertiga mud (1,5 liter) lalu menggosok dua lengannya. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

10.         وَخَلِّلِ الاَصَابِعَ () مَعَ اِطَالَةِ غَسْلِهَمَا () وَابْدَأْ بِليُمْنَى ()
dan selai-selailah jari-jarimu()dengan melebihkan membasuh kedua tangan() mumulai tangan kanan dasar :
لِلآيَةِ السَّابِقَةِ (وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى المَرَافِقِ), وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى-3- (ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ اليُمْنَى اِلَى المِرْفَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ اليُسْرَى مِثْلَ ذَالِكَ). وَلِحَدِيْثِ عَبْدِالله بْنِ زَيْدِبْنِ عَاصِمٍ آنِفًا. وَحَدِيْثِهِ اَيْضًا قَالَ: اِنَّ  النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اُتِىَ بِثُلُثَى مَدٍّ فَجَعَلَ يَدْلُكُ ذِرَاعَيْهِ اَخْرَجَهُ اَحْمَدُ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ.
Karena ayat dalam pendahuluan: Dan tanganmu sampai ke siku. Dan hadits Humran himpunan putusan majlis tarjih no. 3 Lalu membasub tangannya yang kanan sampai sikunya, tiga kali, dan yang kiri seperti itu pula. Dan karena, hadits dari Abdullah bin Zaid bin 'Ashim tersebut no. 10 dan haditsnya ju­ga bahwa Nabi s.a.w. diberi air dua pertiga mud (1,5 liter) lalu menggosok dua lengannya. (Diriwayatkan oleh Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
َلِحَدِيْثِ لَقِيْطِ بْنِ صَبُرَةَ المُتَقَدَّمِ (وَخَلِّلْ بَيْنَ الأَصَابِعِ)
Karena hadits Laqith: Sela‑selailah di antara jari-jari.
وَلِحَدِيْثِ اَبِى هُرَيْرَةَ المُتَقَدَّمِ (فَلْيَطِلْ غُرَّتَهُ وَتَحْجِيْلَهُ)
Menurut hadits Abu Hurairah terdahulu: supaya melebihkan sinar muka, tangan dan kaki
11.         ثُمَّ امْسَحْ بِرَأْسِكَ
lalu usaplah ubunmu dan atas surbanmu; dasar:
لِلآيَةِ (وِامْسَحُوا بِرُؤُسِكُمْ) وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى-3-(ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ). وَلِحَدِيْثِ المُغِيْرَةِ عِنْدَ مُسْلِمٍ وَاَبِى دَاوُدَ وَ التِّرْمِذِىِّ اَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَوَضَّأَ فَمَسَحَ بِنَاصِيَتِهِ وَعَلَى الأِمَامَةِ.
Karena ayat: dan usaplah kepalamu, dan hadits Humran tersebut nomor 3: kemudian mengusap kepalanya:Menurut hadits Mughirah pada riwayat Muslim Abu Dawud dan Tirmidzi, bahwa Nabi s.a.w.berwudlu lalu mengusap ubun-ubun dan atas surbannya.
لِمَا وُرِىَ عَنْ عَائِشَةَ اَنَّهَا قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ فِى تَنَعُّلِهِ وَتَرَجُّلِهِ وَطُهُورِهِ وَفِى شَأْنِهِ كُلِّهِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Menurut yang diriwayatkan oleh 'Aisyah, telah berkata: bahwa Rasulullah s.a.w. suka men­dahulukan kanannya, dalam memakai sandalnya, bersisirnya, bersucinya dan dalam segala. hal‑nya. (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim).
12.         بِنَاصِيَتِكِ وَعَلَى العِمَامَةِ () بِاِمْرَارِ اليَدَيْنِ مِنْ مُقَدَّمِهِ اِلَى القَفَا وَرَدِّعِمَا اِلَيْهِ ()
dengan menjalankan kedua telapak tangan () dari ujung muka kepala sehingga tengkuk dan di kembalikan lagi pada permulaan (); dasar :
لِحَدِيْثِ  عَبْدِاللهِ بْنِ زَيْدِ بْنِ عَاصِمٍ فِى صِفَةِ الوُضُوءِ قَالَ: وَبَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا اِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا اِلَى المَكَانِ الَّذِى بَدَأَ مِنْهُ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Karena hadits Abdullah bin Zaid bin 'Ashim dalam sifat wudlu, ia berkata: "Dan memulai dengan permulaan kepalanya sehingga menjalankan kedua tangannya sampai pada tengkuknya, kemudian mengembalikanya pada tempat memulainya.” (Diriwayatkan oleh Bukhad dan Muslim).

13. ثُمَّ امْسَحِ الاُذُنَيْنِ ظَاهِرَهُمَا بِالاِبْهَامَيْنِ وَبَاطِنَهُمَا بِالسَّبَّاحَتَيْنِ ()
kemudian usaplah kedua telingamu sebelah luarnya dengan dua ibu jari dan sebelah dalamnya dengan telunjuk () dasar :
لِحَدِيْثِ  عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ فِى صِفَةِ الوُضُوءِ قَالَ: مَسَحَ بِرَأْسِهِ وَ اَدْخَلَ اِصْبَعَيْهِ السَّبَّاحَتَينِ فِى اُذُنَيْهِ وَمَسَحَ بِاِبْهَامَيْهِ عَلَى ظَاهِرِ اُذُنَيهِ. اَخْرَجَهُ اَبُو دَاوُدَ وَالنَّسَائِى وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ.
Menurut hadits Abdullah bin Umar tentang sifatnya wudlu ia berkata: "Lalu, mengusap kepalanya dan memasukkan kedua telunjuknya pada kedua telinganya dan mengusapkan kedua ibu jari pada kedua telinga yang luar, serta kedua telunjuk mengusapkan pada.kedua telinga yang luar serta kedua telunjuk mengusapkan pada kedua telinga yang sebelah dalam". (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Nasai, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).
14.                         ثُمَّ اغْسِلْ  اَرْجُلَكُمْ مَعَ الكَعْبَيْنِ بِالدَّلْكِ ثَلاَثًا ()
lalu basuhlah kedua kakimu beserta kedua mata kaki dengan  digosok tiga kali dasar:
لِلآيَةِ (وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الكَعْبَيْنِ ) وَلِحَدِيْثِ حُمْرَانَ المُتَقَدِّمِ فِى-3- ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ اليُمْنَى اِلَى الكَعْبَيْنِ ثُمَّ اليُسْرَى  مِثْلَ ذّالِكَ).
Karena melihat ayat: dan cucilah kakimu sampai kedua mata kaki. Dan hadits Humran tersebut no. 3: lalu mencuci kakinya yang kanan sampai kedua mata kaki tiga kali dan yang kiri seperti  demikian itu pula.

15.      وَخَلِّلِ الاَصَابِعَ مَعَ اِطَالَةِ غَسْلِهِمَا () وَابْدَأْ بِاليُمْنَى ()
dan selai-selailah jari-jari kakimu dengan melebihkan membasuh keduanya (21) dan mulaikan dengan yang kanan ()  dasar:
وَحَدِيْثِ عَبْدِاللهِ المُتَقَدِّمِ (يَدْلُكُ) َلِحَدِيْثِ لَقِيْطِ بْنِ صَبُرَةَ المُتَقَدَّمِ (وَخَلَّلَ بَيْنَ الاَصَابِعِ). وَحَدِيْثِ اَبِى هُرَيْرَةَ (فَليُطِ الغُرَّتَهُ وَتَحْجِيْلَهُ).
Dan hadist Abdullah tersebut(menggosok.)Menurut hadits tersebut: sela‑selailah di antara jari‑jari Dan hadits tersebut: supaya melebihkan sinar muka, tangan dan kakinya
.
16.            ثُمَّ قُلْ: أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ الاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ
kemudian ucapkan “Asyhadu alla-ila-ha-ilallah-h wahdahu-la-syari-kalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu-wa rasu-luh ()”.dasar:
لِمَل رَوَى عُمَرُبْنُ الخَطَّابِ رَضِىَاللهُ عَنْهُقَالَ اَنَّهُ قَالَ: مَا مِنْكُمْ اَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُسْبِغُ الوُضُوءَ ثُمَّ يَقُوْلُ: لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ, اِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ اَبْوَابُ الجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ اَيِّهِا شَّاءَ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَ اَحْمَدُ وَ اَبُو دَاوُدَ.  
Menurut hadits dari ‘Umar bin Khathab r.a. bahwa dia telah berkata: Nabi s.a.w. tadi bersabda: "Tidak ada seorang dari kamu yang berwudlu dengan sempurna lalu mengucapkan: Asyhadu alla‑ ila‑ha illa‑Ilahu-wa-asyhadu anna- Muhammadan 'abduhu‑wa rasu‑luh" melainkan akan dibukakanlah baginya pintu Syurga yang delapan, yang dapat dimasuki dari mana yang ia hendaki". (Diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad dan Abu Dawud).
 لِحَدِيْثِ عَائِشَةَ المُتَقَدَّمِ فِى (كَانَ يُحِبُّ التَّيَامُنَ). لِحَدِيْثِ عُمَرَبْنِ الخَطَّابِ رَضِىَاللهُ عَنْهُ اّنَّ رَجُلاً جَاءَ رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَدْ تَوَضَّأَ وَتَرَكَ عَلَى قَدَمَيهِ مِثْلَ مَوضُعِ الظُّفْرِ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْجِعْ فَاَحْسِنِ الوُضُوءَ. قَالَ: فَرَجَعَ فَتَوَضَّاَ فَصَلَّى اَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَاَبُو دَاوُدَ. وَلِحَدِيْثِ: وَيْلٌ لَلاَعْقَابِ مِنَ النَّارِ. مُتَّفَقٌ عَلَيهِ عَنِ ابْنِ عَمْرٍ وَابْنِ العَاصِ.
'Karena. hadits 'Aisyah r.a: tersebut: Rasulullah suka mendahulukan kanannya Menurut Hadits 'Umar bin Khathab r.a.: “Sungguh telah datang seorang kepada Nabi s.a.w. ia telah betwudlu tetapi telah meninggalkan sebagian kecil telapak kakinya selebar kuku: maka bersabda Rasulullah s.a.w.: kembali dan perbaikilah wudlumu." Berkata 'Umar. "Orang itu lalu kembali berwudlu lalu sembahyang, " (Diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud) Dan karena hadits: "Neraka Wail itu bagi orang yang tidak sempurna men­cuci tumitnya." (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Amer bin 'Ash).

Banjarnegara 10 Muharram 1429 H

Disadur dari HTP oleh H.Mohammad Fauzi,SH                          

Makmum masbuk

MAKMUN MASBUQ


Yang harus dilakukan oleh makmum masbuq ketika imam sedang duduk tawarruk. bahwa dalam pelaksanaan shalat jama'ah ada beberapa ketentuan, diantaranya.
a.       Imam dalam shalat jama'ah dijadikan untuk diikuti makmum. Hal ini berdasarkan hadits:
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: اِنَّمَا جُعِلَ اْلاِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَاِذَا كَبَّرَ فَكَبِّرُوْا وَلاَ تُكَبِّرُوا حَتىَّ يُكَبِّرَ. وَاِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوْا وَلاَ تَرْكَعُوْا حَتىَّ يَرْكَعَ. وَاِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوْا وَلاَ تَسْجُدُوا حَتىَّ يَسْجُدَ. [رواه ابو داود]
Artinya: “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw telah bersabda: Sungguh bahwa imam itu diangkat untuk diikuti. Oleh karenanya apabila ia bertakbir, maka takbirlah kamu dan janganlah kamu bertakbir sehingga ia bertakbir. Dan apabila ia telah ruku’, maka ruku’lah kamu, dan jangan kamu ruku’ sehingga ia ruku’. Dan apabila ia telah bersujud maka bersujudlah kamu, dan jangan kamu bersujud sehingga ia bersujud.” [HR. Abu Dawud]
b.      Makmum tidak dibolehkan mendahului imam dalam melakukan gerakan dan bacaan imam.
c.       Imam dan makmum  membaca ta'min (Aamiin) secara bersama-sama.
d.      Khusus bagi makmum masbuq (jama'ah yang ketinggalan/terlambat), apabila mendatangi  shalat jama'ah dan mendapati imam sudah melakukan shalat, maka ia segera melakukan takbir lalu mengerjakan gerakan atau bacaan yang dikerjakan imam, apabila ia dapat melakukan ruku' bersama imam maka dihitung satu raka'at dan setelah imam selesai salam maka ia menyempurnakan shalatnya. Ketentuan khusus bagi makmum ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ali ibn Abi Thalib:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الصَّلاَةَ وَاْلإِمَامُ عَلَى حَالٍ فَلْيَصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ اْلإِمَامُ. [رواه الترمذى]
Artinya: “Nabi saw bersabda: Apabila salah seorang dari kamu mendatangi shalat (jama'ah) sedang imam berada dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia kerjakan sebagaimana apa yang dikerjakan oleh Imam. [HR. at-Turmudzi]
Dalam kitab Tuhfah al-Ahwadzi: Syarh Sunan at-Turmudzi, dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kalimat "'ala haalin" yaitu dalam keadaan berdiri, ruku' sujud atau duduk. Dan yang dimaksud dengan kalimat "Falyashna' kamaa yashna'ul imam" adalah hendaklah ia (makmum masbuq) menyesuaikan dengan apa yang dilakukan oleh imam baik ketika keadaan imam sedang berdiri, ruku, sujud atau lainnya, dan janganlah ia menunggu imam berdiri sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang awam.
Dari hadits dan syarah di atas dapat disimpulkan bahwa makmum masbuq hendaklah mengikuti apa saja yang dilakukan oleh imam, dan diawali dengan takbiratul ihram karena sebagai pembuka shalat.
Makmum masbuq ketika imam sedang duduk tawarruk, hendaklah melakukan duduk tawarruk sebagaimana yang dilakukan oleh imam tersebut.


Wallahu a'lam bishshawab

Sabtu, 06 September 2014

Cara sujud shalat

CARA SUJUD YANG BENAR 
DALAM SHALAT


   أ‌-  وَضْعُ رُكْبَتَيْكَ وَاَطْرَافَ قَدَمَيكَ عَلَى الاَرْضِ ثُمَّ يَدَيكَ ثُمَّ جَبْهَتَكَ وَاَنْفَكَ
Letakkanlah kedua lututmu dan jari kaki‑mu di atas tanah, lalu kedua tanganmu, kemudian dahi  dan hidungmu

     ب‌-    لِخَبَرِ ابْنِ عَبَّاسٍ رض قَالَ: قَالَ رَسُولِ اللهِ صلعم: اُمِرْتُ اَنْ اَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ اَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ-وَاَشَارَ بِيَدِهِ اِلَى اَنْفِهِ-وَاليَدَينِ وَالرُّكْبَتَينِ وَاَطْرَافِ القَدَمَينِ. (مُتَّفَقٌ عَلَيهِ).  حَدِيْثِ وَائِلِ بْنِ حُجْرٍ قَالَ: رَاَيتُ رَسُولِ اللهِ صلعم اِذَا سَجَدَ وَوَضَعَ رُكْبَتَيهِ قَبْلَ يَدَيهِ وَ اِذَا نَهَضَ رَفَعَ يَدَيهِ قَبْلَ رُكْبَتَيهِ. (رواه لخمسة اَلاَّ أَحْمَدُ كَمَا فِى نَيلِ الاَوطَارِ).  وَحَدِيْثِ اَبِى هُرَيرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُولِ اللهِ صلعم: اِذَا اَحَدُكُمْ فَلاَ يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ البَعِيرُ يَضَعُ يَدَيهِ قَبْلَ رُكْبَتَيهِ. (قَالَهُ فِى تَيْسِيرِ الوُصُولِ).

Menurut hadits dari Ibnu ‘Abbas yang mengatakan bahwa Rasulullah saw. Bersabda :”Aku diperintah supaya bersujud di atas tujuh tulang dahi– seraya menunjuk pada hidungnya di atas dua belah tangan, kedua lutut dan di kaki." (Muttafaq 'alaih)‑ Ada lagi hadits dari Wail bin Hadjur, katanya: "Aku‑melihat Rasulul­lah saw. bila bersujud meletakkan kedua lutut sebelum kedua tangannya dan kalau berdiri mengangkat kedua tangannya sebelum kedua, lututnya". (Diriwayatkan oleh Lima Imam kecuali Ahmad, sebagaimana yang terse­but dalam kitab Nailul Authar). Dan menurut hadits; dari.Abu Hurairah r.a. yang mengatakan, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Kalau salah seorang dari padamu bersujud, maka, janganlah berdekam sebagai unta. berde­kam, ialah meletakkan tangannya sebelum lututnya". (Tersebut dalam kitab Taisirul‑Wushul).

     ت‌-    وَفِيهِ اَيضًا عَنِ البَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ قَالَ: قَالَ رَسُولِ اللهِ صلعم: اِذَا سَجَدَتْ فَضَعْ كَفَّيكَ وَارْفَعْ مِرْفَقَيْكَ.
Dan hadits dari Bara' bin 'Azib dalam Shahih Muslim juga, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Bila kamu bersujud, letakkan­lah kedua belah telapak tanganmu dan angkatlah kedua sikumu".

Banjarnegara,23 Rabiul awal 1439