Tujuh Keistimewaan Lailatul Qadar
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ
الْقَدْرِ ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ
الْقَدْرِ ﴿٢﴾ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ
أَلْفِ شَهْرٍ ﴿٣﴾ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ
فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ﴿٤﴾ سَلَامٌ
هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ﴿٥﴾
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al Quran) pada malam kemuliaan. (1) Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? (2) Malam kemuliaan itu lebih baik dari
seribu bulan. (3) Pada malam itu turun malaikat-malaikat
dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (4) Malam itu (penuh)
kesejahteraan sampai terbit fajar. (5)
Setiap
muslim pasti menginginkan malam penuh kemuliaan, Lailatul Qadar. Malam ini
hanya dijumpai setahun sekali. Orang yang beribadah sepanjang tahun tentu lebih
mudah mendapatkan kemuliaan malam tersebut karena ibadahnya rutin dibanding
dengan orang yang beribadah jarang-jarang. Tujuh keistimewaan Lailatul Qadar
yang begitu utama dari malam lainnya.
1-
Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur’an
Ibnu
‘Abbas dan selainnya mengatakan, “Allah menurunkan Al Qur’an secara utuh
sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah yang ada di langit dunia.
Kemudian Allah menurunkan Al Qur’an kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa
sallam- tersebut secara terpisah sesuai dengan kejadian-kejadian yang terjadi
selama 23 tahun.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 403). Ini sudah
menunjukkan keistimewaan Lailatul Qadar.
2-
Lailatul Qadar lebih baik dari 1000 bulan
Allah Ta’ala berfirman,
لَيْلَةُ
الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Malam
kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadar: 3).
An
Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000
bulan.” (Lihat Latho-if Al Ma’arif, hal. 341). Mujahid, Qotadah dan ulama
lainnya berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan
adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa
di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar. (Zaadul Masiir, 9: 191). Ini
sungguh keutamaan Lailatul Qadar yang luar biasa.
3-
Lailatul Qadar adalah malam yang penuh keberkahan.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا
أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya
Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah
yang memberi peringatan.” (QS. Ad Dukhon: 3).
Malam
penuh berkah ini adalah malam ‘lailatul qadar’ dan ini sudah menunjukkan
keistimewaan malam tersebut, apalagi dirinci dengan point-point selanjutnya.
4-
Malaikat dan juga Ar Ruuh -yaitu malaikat Jibril- turun pada
Lailatul Qadar.
eistimewaan
Lailatul Qadar ditandai pula dengan turunnya malaikat. Allah Ta’ala berfirman,
تَنَزَّلُ
الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا
“Pada
malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril” (QS. Al Qadar: 4)
Banyak
malaikat yang akan turun pada Lailatul Qadar karena banyaknya barokah (berkah)
pada malam tersebut. Karena sekali lagi, turunnya malaikat menandakan turunnya
berkah dan rahmat. Sebagaimana malaikat turun ketika ada yang membacakan Al
Qur’an, mereka akan mengitari orang-orang yang berada dalam majelis dzikir
-yaitu majelis ilmu-. Dan malaikat akan meletakkan sayap-sayap mereka pada
penuntut ilmu karena malaikat sangat mengagungkan mereka. (Lihat Tafsir Al
Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407)
Malaikat
Jibril disebut “Ar Ruuh” dan dispesialkan dalam ayat karena menunjukkan
kemuliaan (keutamaan) malaikat tersebut.
5-
Lailatul Qadar disifati dengan ‘salaam’
Yang
dimaksud ‘salaam’ dalam ayat,
سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ
الْفَجْر
“Malam
itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar” (QS. Al Qadr: 5)
yaitu
malam tersebut penuh keselamatan di mana setan tidak dapat berbuat apa-apa di
malam tersebut baik berbuat jelek atau mengganggu yang lain. Demikianlah kata
Mujahid (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 14: 407). Juga dapat berarti bahwa
malam tersebut, banyak yang selamat dari hukuman dan siksa karena mereka
melakukan ketaatan pada Allah (pada malam tersebut). Sungguh hal ini
menunjukkan keutamaan luar biasa dari Lailatul Qadar.
6-
Lailatul Qadar adalah malam dicatatnya takdir tahunan
Allah Ta’ala berfirman,
فِيهَا
يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ
“Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah” (QS. Ad Dukhan: 4).
Ibnu
Katsir dalam kitab tafsirnya (12: 334-335) menerangkan bahwa pada Lailatul
Qadar akan dirinci di Lauhul Mahfuzh mengenai penulisan takdir dalam setahun,
juga akan dicatat ajal dan rizki. Dan juga akan dicatat segala sesuatu hingga
akhir dalam setahun. Demikian diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, Abu Malik, Mujahid,
Adh Dhohak dan ulama salaf lainnya.
Namun
perlu dicatat -sebagaimana keterangan dari Imam Nawawi rahimahullah dalam
Syarh Muslim (8: 57)–bahwa catatan takdir tahunan tersebut tentu saja
didahului oleh ilmu dan penulisan Allah. Takdir ini nantinya akan ditampakkan
pada malikat dan ia akan mengetahui yang akan terjadi, lalu ia akan melakukan
tugas yang diperintahkan untuknya.
7-
Dosa setiap orang yang menghidupkan malam ‘Lailatul Qadar’ akan diampuni oleh
Allah
Dari
Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
مَنْ
قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ
ذَنْبِهِ
“Barangsiapa
melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala
dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari
no. 1901)
Ibnu
Hajar Al Asqolani mengatakan bahwa yang dimaksud ‘iimaanan’ (karena iman)
adalah membenarkan janji Allah yaitu pahala yang diberikan (bagi orang yang
menghidupkan malam tersebut). Sedangkan ‘ihtisaaban’ bermakna mengharap pahala
(dari sisi Allah), bukan karena mengharap lainnya yaitu contohnya berbuat
riya’. (Lihat Fathul Bari, 4: 251)[1]
Ya
Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qadar dengan bisa mengisi
hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih. Aamin Yaa
Mujibas Saa-ilin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar