Sabtu, 26 Juli 2014

MAKNA SYAWALAN

DELAPAN SIFAT ORANG YANG SUKSES PUASA RAMADHAN

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ [٣:١٣٣]
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ [٣:١٣٤]
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ [٣:١٣٥]
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ [٣:١٣٦]
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.

Q.S.Ali Imran  tersebut diatas menegaskan tentang orang muttaqin setelah berpuasa.
Jika hari raya ‘Idul Fitri sebagai rangkaian akhir dari ibadah puasa di bulan ramadhan disebut hari untuk “kembali kepada fitrah “, apa arti semua itu? Artinya, bahwa puasa dengan segala rangkaian ibadah yang dilaksanakan di bulan ramandhan itu baru dapat dikatakan berhasil jika ia benar-benar dapat menumbuhkan dan membangkitkan kesadaran pada orang yang ber­puasa akan fitrah kemanusian dirinya sebagai manusia yang bertaqwa (al-muttaqun).
Menurut firman Allah SWT dalam Al-Qur’an, setidaknya ada beberapa sifat yang nampak pada diri orang yang berhasil melaksanakan puasa di bulan ramandhan antara lain sebagai berikut :
Yang pertama, beriman kepada yang ghaib (alladzina yu’ minuuna bilghaibi…), beriman kepada yang ghaib yakni meyakini hal-hal yang tidak dapat ditangkap dan diraba oleh panca indera, Manusia yang beriman, dalam melakukan aktivitas hidupnya akan selalu merasa adanya pengawasan zat yang Maha dari segala maha, sehingga mereka tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan-aturan agama dan norma-norma kehidupan.
Yang kedua, senantiasa mendirikan shalat, “wayuqiimuunash shalaata…”, mendirikan shalat yaitu melaksanakan dan mewujudkan nilai–nilai ibadah shalat itu dalam kehidupan sehari-hari. disitu terdapat nilai-nilai luhur dan petunjuk-petunjuk yang indah dalam membangun kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Yang ketiga, senantiasa menginfakkan hartanya di jalan Allah, “ wamima razaqnaahum yunfiquun…”, menginfaqkan harta dijalan Allah adalah senantiasa turut berpartisipasi dengan hartanya dalam perjuangan menegakkan dan mendakwahkan ajaran dan hukum Allah (dienul Islam).
Yang ke empat, berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun sempit. “ alladziina yunfiqun fis-sarraa’I wadh dharra’i…”, apalagi dimasa seperti sekarang ini, kehadiran orang-orang yang suka berinfaq ini sangat diharapkan. Karena banyak saudara-saudara kita yang tertimpa musibah, anak yang kehilangan ibu dan bapaknya, istri yang kehilangan suaminya, dan masih banyak lagi deretan penderitaan saudara kita itu.

Yang ke lima, Beriman kepada Al-Qur’an dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya. (Qs. Al-Baqarah 3-4), Beriman kepada Al-Qur’an yaitu menjadikan Al-Qur’an sebagai Imam, sebagai petunjuk dan pembimbing dalam menjalani kehidupan untuk menggapai kebahagiaan di dunia hingga di akhirat kelak.
Yang ke enam, Mampu menahan marah, marah seseorang adalah sumber mala petaka, timbulnya benturan antar manusia, puasa mendidik kita untuk dapat mengendalikan hawa nafsu sehingga kita menjadi orang yang dewasa dalam menyikapi segala sesuatu yang terjadi disekitar kita.
Yang ke tujuh, mudah memberi maaf kepada orang lain. “wal ‘aafiina ‘aninnaasi…”. Pemaaf adalah salah satu sifat dan perbuatan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena sifat mudah memberi maaf ini dapat menghilangkan rasa dendam, iri dan dengki sehingga persaudaraan atau ukhuwah diantara sesama umat akan mudah dicapai.
Yang ke delapan, jika melakukan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, ia segera ingat pada Allah dan memohon ampun atas segala dosa-dosanya dan berjanji tidak meng­ulanginya, serta selalu melakukan amal kebajikkan,sebagai penggantinya. (QS.3 : 133-135)


Demikialah saudaraku sekalian beberapa sifat-sifat orang yang bertaqwa atau orang yang berhasil menunaikan shaum di bulan ramandhan. Akhirnya mari kita berdoa memohon ampunan dan ridha dari Allah SWT , Amin yaa rabbal ‘alaamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar