Rabu, 13 Agustus 2014

Bandara KAI sebagi mikot haji

PELABUHAN UDARA KING ABDUL AZIZ
SEBAGAI MIQAT MAKANI BAGI CALON HAJI GELOMBANG II DARI INDONESIA

A.     Penetapan Miqat Makani pada masa Rasulullah saw
Miqat Makani bagi orang yang akan menunaikan haji atau umrah yang ditetapkan oleh Rasulullah saw, yaitu:
1.      Bagi orang yang bertempat tinggal di Madinah atau orang yang datang dari arah Madinah, miqat makaninya di Dzul Hulaifah, yang terletak kurang lebih 12 km di sebelah selatan kota Madinah atau kurang lebih 486 km di sebelah utara kota Makkah. Tempat ini sekarang dikenal dengan sebutan Bir Ali atau Abar Ali.
2.      Bagi orang yang bertempat tinggal di Syam atau orang yang datang dari arah Syam, miqat makaninya di Juhfah sebuah desa dekat Rabigh yang jaraknya kurang lebih 204 km di sebelah barat laut kota Makkah. Desa ini sekarang sudah tidak ada lagi, sehingga sekarang ini kota Rabigh yang dijadikan sebagai miqat.
3.      Bagi orang yang bertempat tinggal di Najd atau orang yang datang dari arah Najd, miqat makaninya di Qarnul Manazil yang terletak kurang lebih 94 km di sebelah timur kota Makkah atau kurang lebih 220 km dari pelabuhan udara King Abdul Aziz di Jedah. Tempat ini sekarang dikenal dengan sebutan As-Sail.
4.      Bagi orang yang bertempat tinggal di Yaman atau orang yang datang dari arah Yaman, miqat makaninya di Yalamlam, yang letaknya kurang lebih 89 km di sebelah selatan kota Makkah.
Ketetapan tersebut diterangkan dalam hadits:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: وَقَّتَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَهلِ اْلمَدِيْنَةِ ذَا اْلحُلَيْفَةِ، وَلِأَهْلِ الشَّامِ اْلجُحْفَةَ، وَلِأَهْلِ نَجدٍ قَرْنَ اْلمَنَازِلِ، وَلِأَهْلِ اْليَمَنِ يَلَمْلَمَ، فَهُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِ أَهْلِهِنَّ لِمَنْ كَانَ يُرِيْدُ اْلحَجَّ وَاْلعُمْرَةَ، فَمَنْ كَانَ دُوْنَهُنَّ فَمُهَلُّهُ مِنْ أَهْلِهِ وَكَذَاكَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ يُهِلّوْنَ مِنْهَا. [رواه البخاري ومسلم]
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas ra, ia berkata: Rasulullah saw menetapkan miqat bagi penduduk Madinah di Dzul Hulaifah, bagi penduduk Syam di Juhfah, bagi penduduk Najd di Qarnul Manazil dan bagi penduduk Yaman di Yalamlam. Ia berkata: Itu semua bagi mereka dan bagi orang yang akan menunaikan haji dan umrah yang datang melaluinya. Bagi selain mereka --yakni bagi yang tinggal di antara miqat dan kota Makkah,- maka melakukan ihram haji dan umrah dari tempat tinggalnya, sehingga bagi orang Makkah cukup dari Makkah. [HR. al-Bukhari dan Muslim]. Hadits ini shahih.

B.     Penetapan Miqat Makani bagi penduduk Iraq
Pada masa Rasulullah saw, Islam belum masuk ke negeri Iraq. Islam masuk ke negeri ini pada masa pemerintahan ‘Umar Ibnu al-Khaththab. Setelah penduduknya memeluk Islam, kemudian sebagian mereka berniat untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah, maka berdasarkan ijtihad ‘Umar menetapkan miqat makaninya di Dzatu ‘Irq. Ketetapan ini disebutkan dalam sebuah riwayat:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: لَمَّا فُتِحَ هَذَانِ اْلمِصْرَانِ أَتَوْا عُمَرَ فَقَالُوْا: يَا أَمِيْرَ اْلمُؤْمِنِيْنَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَدَّ لِأَهْلِ نَجْدٍ قَرْناً وَهُوَ جَوْرٌ عَنْ طَرِيْقِنَا، وَإِنَّا إِنْ أَرَدْنَا قَرْناً شَقَّ عَلَيْنَا. قَالَ: فَانْظُرُوا حَذْوَهَا مَنْ طَرِيْقِكم. فَحَدَّ لَهُمْ ذَاتَ عِرْقٍ. [رواه البخاري]
Artinya: Diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar ra, ia berkata: Ketika dua kota ini (Bashrah dan Kufah) dikuasai oleh Islam, orang-orang berdatangan menghadap ‘Umar, dan berkata: Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Rasulullah saw telah menetapkan Qarnul Manazil sebagai miqat bagi penduduk Najd, tetapi tempat itu, menyimpang dari jalan yang kami lalui. Kalau kami harus melewati Qarnul Manazil, kami mengalami kesukaran. ‘Umar berkata: Coba kamu lihat arah yang setentang dengan Qarnul Manazil pada jalan yang kamu lalui. Kemudian ‘Umar menetapkan Dzatu ‘Irq sebagai miqat bagi mereka. [HR. al-Bukhari]

C.     Penetapan Pelabuhan Udara King Abdul Aziz sebagai Miqat Makani bagi Calon Haji Gelombang II
Sebelum membahas tentang Pelabuhan Udara King Abdul Aziz sebagai miqat makani, kiranya dapat dilihat terlebih dahulu penetapan Dzatu ‘lrq oleh ‘Umar sebagai yang telah disebutkan. Penetapan tersebut adalah didasarkan kepada ijtihad dengan pertimbangan:
1.      Menghilangkan pelaksanaan ihram yang menyukarkan bagi orang yang akan haji dan umrah.
2.       Mengambil yang setentang dengan Qarnul Manazil, yakni miqat yang terdekat.

Sejalan dengan argumen di atas maka untuk penetapan Pelabuhan Udara King Abdul Aziz sebagai miqat makani bagi calon haji Indonesia gelombang II, dapat dikemukanan:
1.      Kalimat dalam hadits لمن أتى عليهن orang yang datang dan mengakhiri perjalanan untuk memulai haji dan umrah, maka bagi calon haji Indonesia gelombang II Pelabuhan Udara King Abdul Aziz adalah tempat terakhir perjalanan dari Indonesia, dan segera akan dilanjutkan dengan memulai ihram haji dan umrah.
2.      Pelabuhan Udara King Abdul Aziz adalah tempat yang setentang dengan kota Makkah sebagai miqat yang terdekat, yakni berjarak kurang lebih 89,04 km.

3.      Dengan prinsip jalbu at-taisir (menarik kemudahan) serta ‘adamul-haraj (menghilangkan kesukaran) maka Pelabuhan Udara King Abdul Aziz dipandang tempat yang dapat memenuhi prinsip tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar